BACK TO ZERO

Adalah hal yang sangat mudah dan lumrah bagi Yanto seorang tenaga penjualan untuk mencintai pekerjaan barunya. Gaji yang lebih besar, perusahaan terkenal, ucapan selamat teman dari kantor lama serta keberhasilannya melewati rangkaian tes maupun interview membuat penghargaan dan cintanya kepada pekerjaan baru semakin besar.

Benar, bahwa dalam banyak hal, memulai pekerjaan baru di perusahaan laksana perjalanan kisah cinta sepasang kekasih yang baru saja melewati upacara pernikahan. Tahap pertama adalah fase bulan madu yang selalu menarik dan indah. Segala sesuatu dijalani dengan penuh semangat dan kegembiraan. Tahap berikutnya adalah tahap pemahaman realitas. Pada tahap ini Yanto masih menikmati pekerjaan yang dia lakukan di kantor, tapi dia mulai mengalami beberapa pergesekan, iritasi, dan kesulitan. Harapan demi harapan yang tak terpenuhi semakin menumpuk seiring berjalannya waktu.

Masa percobaan tiga bulan telah berhasil terlewati, namun angka kenaikan gaji yang ditentukan oleh atasannya tidak sebesar yang dia bayangkan pada saat negosiasi penerimaan karyawan. Kekecewaan itu bertambah mana kala surat pengangkatan karyawan tetap yang ditunggu-tunggunya tak kunjung terbit, belum lagi slip gaji yang tidak konsisten menyebabkan dia kesulitan mencocokkan besarnya insentif berdasarkan perhitungan sistem komputer dengan perhitungan yang dilakukannya sendiri.

Genap satu tahun tumpukan kekecewaan tersebut menjadi kepahitan di dalam hati Yanto. Hari-hari kerja semakin berat dilalui, sementara pencarian pekerjaan baru tidak kunjung membuahkan hasil. Kini kepahitan telah berubah wujud menjadi tawar hati. Secara fisik dia tetap bekerja setiap hari dan mendapatkan gaji setiap bulannya, namun cinta awal mulanya kepada pekerjaan telah hilang tanpa bekas. Dia tidak lagi mencintai pekerjaannya. Kondisi negatif telah memenuhi pikirannya, sehingga tak lagi mampu berpikir jernih. Alhasil, kualitas pekerjaan yang dihasilkannya semakin lama semakin menurun di mata atasan dan teman sejawat. "Pada saat kamu berhenti mencintai pekerjaanmu, pada saat itulah kariermu berakhir!!!" Demikian teguran keras yang disampaikan sang mentor kepadanya. Melengkapi teguran keras tersebut, sang mentor melanjutkan:

Ketahuilah kamu bisa jatuh cinta lagi kepada pekerjaanmu, meskipun sudah bekerja selama beberapa dekade! Sebagian orang sanggup melakukannya dan kini orang-orang tersebut telah menduduki posisi-posisi manajemen puncak di perusahaan.

Bagaimana caranya? sahut Yanto. BACK TO ZERO...!!! Jawab sang mentor singkat.

Bulan Juli lalu adalah awal bulan Ramadhan, bulan penuh rahmat dan ampunan dengan puncaknya hari kemenangan Idul Fitri pada bulan Agustus ini. Sebagaimana masing-masing umat saling memaafkan, menghapus segala kesalahan, melepas sakit hati dan kepahitan serta kembali ke awal/asal; demikianlah kita seharusnya BACK TO ZERO kepada perusahaaan.

Dengan segenap hati berikan ampunan kepada perusahaan atas segala kekurangannya, karena kita pun sebagai karyawan tanpa sadar mempunyai banyak kelemahan dan melakukan kesalahan. Lupa mematikan komputer, AC, keran air, dan kebiasaan istirahat makan siang melebihi 1 jam, bahkan membuang sampah tidak pada tempatnya adalah kesalahan-kesalahan yang sering kita lakukan tanpa kita sadari. Tak sedikit juga kawan-kawan yang bercerita tentang kejelekan perusahaan, menebar kekecewaan di mana-mana, namun setiap bulan tangannya terbuka lebar menunggu gaji dari perusahaan yang menurutnya tidak bagus. Sungguh ironis dan memalukan bila direnungkan.

Mengapa perlu BACK TO ZERO dan Jatuh Cinta Lagi kepada Pekerjaan?

Tanpa cinta, maka tiada gairah dan semangat kerja. Tanpa semangat tidak ada prestasi yang spektakuler, dan tanpa prestasi jangan harap ada promosi. Jadi, BACK TO ZERO tidak saja sebuah kebutuhan, namun sebuah tindakan kesatria yang sungguh layak dan pantas dilakukan oleh para pekerja profesional. Tindakan kesatria untuk mengakui kelemahan dan kekurangan diri sekaligus kemampuan untuk menerima kekurangan perusahaan.

Lalu, bagaimana melakukan Back to Zero dengan mudah?

  1. Ingatlah kembali proses perkenalan dan tahap-tahap Anda pertama kali jatuh cinta kepada pekerjaan. Perankan diri Anda sebagai karyawan baru yang penuh rasa ingin tahu dan banyak melakukan eksplorasi melalui buku, seminar, serta teman-teman baru.
  2. Kenakan pakaian baru dengan segala detail yang menyertainya, sama seperti saat hari pertama Anda masuk kerja. Setelah seminggu, datanglah lebih pagi dari biasanya dan ajak teman-teman untuk sarapan pagi bersama.
  3. Lihatlah ke bawah. Tontonlah film di Youtube tentang orang orang yang luar bisa tegar menghadapi situasi pekerjaan yang jauh lebih sulit daripada yang Anda alami. Berdoalah mengucap syukur kepada Tuhan atas pekerjaan yang Anda miliki sekarang.
  4. Milikilah buku kenangan manis bersama pekerjaan. Setiap malam catat semua hal baru, hal menyenangkan, termasuk teman-teman baru. Reward, pujian, penghargaan dari atasan, surat pengangkatan, surat promosi, acara family gathering, outbound training, training keahlian, kesempatan perjalanan ke luar pulau dan luar negeri, door prize dalam acara-acara kantor dsb. Semakin banyak kenangan manis tertulis, semakin mudah melakukan Back to Zero.
  5. Milikilah konsep-konsep yang benar. Rekrutlah pelatih karier profesional untuk menata konsep berpikir Anda tentang pekerjaan. Konsep yang benar membuat Anda mampu melihat hal-hal positif yang Anda peroleh dari pekerjaan sekarang dan mampu bekerja dengan penuh semangat setiap hari.

Ingatlah hidup adalah pilihan. Memilih untuk mencintai pekerjaan adalah membangun anak tangga prestasi, memilih tidak mencintai pekerjaan artinya tidak ada prestasi dan tidak ada promosi di masa mendatang.

Kesimpulan:

  1. Back to Zero is a way to fall in love with your job all over again. Jatuh cintalah pada pekerjaan Anda lagi dan lagi.
  2. When you love your job it's like peeling an onion. There are always more layers to discover and explore. Saat Anda jatuh cinta pada pekerjaan, itu ibarat mengiris bawang yang selalu memiliki banyak lapisan untuk terus dieksplorasi.
  3. When you hate your job it's also like peeling an onion - but all you discover are more tears. Sebaliknya, kalau Anda benci pekerjaan, sama juga seperti mengiris bawang, tapi yang Anda dapat hanya air mata pedas yang terus menetes.
  4. Of course, no job is perfect -even the best of relationships between Romeo & Jullet has its down days. Sadari bahwa tak ada pekerjaan yang sempurna, bahkan kisah cinta Romeo dan Juliet pun punya masa kelam.
  5. When you love your job, it's a part of your life. You feel alive and joyful not just at home but also at work. Jadikan pekerjaan sebagai baglan hidup, maka Anda akan merasakan kenikmatan bukan hanya di rumah tapi juga di pekerjaan.

Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda melakukan Back To Zero? Jika belum, lakukanlah!!!

The Only Way to Do Great Work is to Love What You Do. (Steve Jobs)

Previous Post Next Post